Sumenep - Kondisi benteng peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1785 di Desa Kalimo'ok, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, tak terurus.Selain ditumbuhi semak belukar, di dalam benteng Belanda terdapat bangunan yang didirikan oleh Dinas Peternakan Sumenep, sebagai karangtina hewan dan sapi perah."Ini sangat disayangkan. Kami akan melakukan koordinasi secepatnya dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, untuk memikirkan kondisi benteng Belanda itu," kata Kasubdit Dokumentasi dan Publikasi Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Sri Suharni di Sumenep, Rabu.
Ia menjelaskan,
Selasa, 30 November 2010
GUNUNG PAJUDAN
objek wisata ini berada di atas pegunungan yang bernama Gunung Payudan, tepatnya di Desa Payudan Daleman Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep kurang lebih 30 Km ke Arah Barat Kota Sumenep. Bagi masyarakat Sumenep Khususnya, Gua Payudan mempunyai arti penting mengingat gua ini memiliki keterkaitan dengan sejarah raja-raja Sumenep abad 14 samapi 17. Gua ini tidak hanya bernilai sebuah obyek wisata Alam (goa) saja, tetapi juga mengandung makna religi dan sejarah didalamnya.
Goa payudan pada jaman dahulu kala, pada masa kerajaan merupakan tempat bertapa / bersemedi sebagian raja-raja Sumenep. Adapun raja-raja Sumenep yang pernah bertapa di Goa ini adalah:
1. Potre Koneng, adalah Putri dari Pangeran Soccadiningrat II Raja Sumenep yang berkuasa sekitar tahun 1366 sampai 1386 yang keratonnya pada waktu itu masih berada di Desa Banasare Kecamatan Rubaru. Potre koneng ini mempunyai suami yang juga raja di Sepudi yang bernama Adi Poday sekitar tahun 1399-1415 yang masih cucu dari sunan Ampel Surabaya.
PASONGSONGAN CITY IS MY VILLAGE
Pasongsongan mempunyai beberapa tempat wisata yang menarik untuk diceritakan, salah satunya adalah “ ASTA BUJUK PANAONGAN “ yang terletak di pesisir pantai desa Panaongan.
“ Asta Bujuk Panaongan “ ini baru ditemukan pada tahun 2000-an, yaitu bermula pada mimpi seorang bapak bernama pak Anom, mimpi tersebut menceritakan bahwa di pesisir pantai Panaongan yang mempunyai pasir yang tinggi ( seperti di pantai Slopeng ) terdapat makam para kyai pada zaman dahulu yang diyakini dapat memberikan keselamatan ( pendapat orang awam ). Setelah pasir itu digali oleh pak Anom dan kawan – kawan ternyata pada gundukan pasir tersebut memang ditemukan banyak batu nisan. Kemudian tempat tersebut dibangun menjadi tempat wisata, tempat wisata ini semakin menarik karena letaknya yang berada di pesisir pantai dan mempunyai pasir yang tinggi juga kenampakan alamnya yang begitu menarik. Konon menurut cerita dari beberapa orang yang berziarah mengatakan bahwa “ jika kita mencoba menghitung jumlah batu nisan tersebut berulang – ulang maka akan mendapatkan hasil yang berbeda. Percaya atau tidak silahkan mencoba dan kunjungi kecamatan Pasongsongan untuk membuktikannya.
Tari Muang Sangkal
Tari muang sangkal adalah salah satu tarian asli Sumenep. Kini tarian tersebut menjadi ikon seni tari di Sumenep. Tari muang sangkal diciptakan oleh Taufikurrachman pada tahun 1972. tarian tersebut sejak diciptakan hingga sekarang sudah dikenal di luar Madura dan luar negeri.
Tercetusnya tari muang sangkal dilatar belakangi banyak hal. Antara lain, kepedulian para seniman dalam menerjemahkan alam madura yang sarat karya dan keunikan. Juga mengangkat sejarah kehidupan kraton yang dulu pernah ada di Madura (Sumenep).
Secara harfiah, muang sangkal terdiri dari 2 kata dari Bahasa Madura dengan makna yang berbeda. Muang mempunyai arti membuang dan sangkal bermakna petaka. Jadi, muang sangkal bisa diterjemahkan sebagai tarian untuk membuang petaka yang ada dalam diri seseorang.
Sebenanya
MAKANAN KHAS PASONGSONGAN
Pasongsongan mempunyai beberapa makanan khas yang sangat digemari oleh masyarakat di kabupaten Sumenep maupun daerah – daerah lain, misalnya yaitu petis Pasongsongan, juko’ sengngi’, dan patthek juko’ ( krip ikan )
Petis Pasongsongan sangat terkenal di daerah – daerah lain karena petis Pasongsongan terkenal enak dan mantap rasanya. Berbeda dengan petis – petis lainnya, petis Pasongsongan terbuat dari 100 % sari ikan laut dengan kualitas terbaik. Nama terkenalnya yaitu petis “ PANCETAN “. Makanan khas lainnya yaitu “ JUKO’ SENGNGI’ “ dalam bahasa Indonesianya yaitu ikan bakar yang dilumuri oleh bumbu – bumbu khas Pasongsongan yaitu bumbu merah pedas. Rasanya sudah tidak bisa diragukan lagi, sangat enak dan bikin ketagihan. Apalagi masyarakat Pasongsongan makan ikan tersebut dengan nasi jagung, menurut mereka lebih nikmat lagi. Selain itu juga ada patthek juko’ ( krip ikan ). Krip ikan biasanya hanya terbuat dari tepung terigu, bawang putih, dan telur. Tetapi krip khas Pasongsongan ini di tambah dengan ikan laut dan krip ikannya itu dibuat lebih tebal. Krip ikan ini tambah enak lagi kalau dimakan dengan sambal terasi khas Pasongsongan. Untuk mencobanya silahkan kunjungi kecamatan yang berada di paling barat kabupaten Sumenep yaitu kecamatan Pasongsongan
Langganan:
Postingan (Atom)